Jumat, 15 Agustus 2014

Assalamualaikum, hai morning.

Pagi ini bukanlah sabtu pagi terbaik buat gw. Walaupun langit di luar sana cerah, udara pagi begitu segar, tapi semuanya tidak dapat gw rasakan. Yang gw rasakan pagi ini adalah kelabu, sesak, dan sendu.


Semua ini karena perasaan ini, perasaan sedih yang mendera gw, perasaan bimbang yang mendemotivasi untuk melakukan aktivitas apapun termasuk makan. Iya, sabtu ini adalah sabtu pertama setelah kepergian dia ke tempat perantauan. Tapi, bukan itu yang jadi batu yang mengganjal hati ini di sabtu pagi ini.


Batu itu adalah konflik. Konflik kecil-kecilan yang tak jarang timbul antara gw dan dia. Konflik yang terkadang bisa menjadi bumbu penyedap untuk rasa hubungan ini atau
justru menjadi racun mematikan.


Tidak ada yang salah dengan adanya konflik di tiap hubungan, semuanya wajar. Bergantung pada masing-masing pasangan bagaimana cara menghadapinya. Tapi sebagaimana seringnya pun konflik itu terjadi, semuanya menyayat hati, menguras air mata ini jatuh dari sumbernya yang sudah tak terbendung lagi. Membuat kita berdua berpuasa bicara. Saling gengsi untuk sekedar menyapa karena kami berdua merasa di pihak yang benar.


Yang gw rasakan adalah kesedihan. Kesedihan karena merasa gw hanyalah butiran debu baginya. Bukan siapa-siapa, cuma pemanis hidupnya. Tiada berkesan baginya dibanding dengan kesayangan-kesayangan lainnya yang melekat erat di hatinya. Gw bukanlah tandingannya, karena gw ga akan pernah menang.


Sekuat apapun gw mencoba menjadi yang terbaik baginya, tapi bukan pula gw yang disebut-sebut dalam setiap ceritanya. Selama apapun gw berada di sampingnya, bukan pula gw yang diingat-ingat menjadi pemberi kesan terdalam bagi hidupnya. Bukan, bukan maksud gw untuk pamrih dalam memberikan kasih sayang untuknya. Gw hanya ingin tau apa isi hatinya yang sebenarnya. Siapa yang menjadi pengisi hatinya. Siapa diri ini baginya.


Seringkali diri ini merasa tak berharga, karena dia tak pernah tunjukkan apa arti diri ini buat dirinya. Seringkali melihat dia lebih bahagia dengan kesayangan-kesayangannya yang lain dibanding dengan gw. Melihat matanya berbinar-binar ketika menceritakan kisahnya dengan kesayangan-kesayangan lainnya itu. Seringkali diri ini diacuhkan ketika ada kehadiran kesayangan-kesayangannya yang lain. Lalu gw harus bagaimana?


Ketika kami meributkan hal ini, dia hanya bilang gw selalu berpikiran negatif tentang dia, tanpa dia bisa buktikan sikapnya kalo apa yang gw pikirkan itu salah. Bagaimana gw bisa tau kalau tidak ada pembuktian dari dia? Dia hanya menuding gw yang berpikiran negatif tanpa melakukan apapun untuk menjadi solusi.


Gw ga akan pernah menang, karena hidupnya sudah sempurna, hidupnya akan tetap baik-baik saja walau tanpa kehadiran gw, tapi dia tidak bisa hidup jika tidak ada kehadiran kesayangan-kesayangan lainnya itu. Jadi kesimpulannya, apakah gw mundur saja? Mengalah dan pergi? Karena kepergian gw pun tak berdampak pada hidupnya, siapa lah gw ini, berharap menjadi pengisi hatinya. Gw hanyalah butiran debu di tengah-tengah gurun pasir. Tak ada artinya.


Kalau kamu baca tulisan ini dan ternyata apa yang aku rasakan salah, aku minta kebaikan kamu untuk dapat membuktikan kalau aku salah... Aku mohon agar kita berdua berusaha bersama-sama... Ungkapkanlah agar aku tau.






1 komentar:

  1. Hai cantik, apa kamu masih sedih?

    Emang sih kmu ga akan menemukan nama kmu di tulisan aku, bukan karena kmu tidak ada artinya. Tapi karena kmu terlalu berharga dan sangat berarti untuk sekedar aku pasang di tulisan aku. Biarlah cuma aku yg bisa menikmati kisah bersamamu di memori aku, biarlah cuma aku yang bisa merasakan kenangan indah bersamamu di ingatan aku. Karena aku terlalu egois untuk membagi momen momen bersamamu ke orang lain, karena aku tidak sudi menyuguhkan semua kenangan indah bersamamu ke orang lain, karena aku mau cuma aku yg bisa.

    Yaa emang tipe kmu form dan aku substance, ga ada yg salah dengan itu. Yaa aku jg tau kmu terlihat bahagia ketika aku kasih bunga pas kmu ulang tahun dibandingkan aku anter ke rumah kmu malam malam di saat yang sama kamu sudah bisa beristirahat dengan nyenyak aku masih harus menembus dinginnya kota jakarta malam hari sambil menjaga diri biar ga ngantuk untuk sampe ke rumah. Yaa aku jg tau kmu terlihat bahagia ketika aku ajak pergi ke tempat romantis dibandingkan dengan ketika aku jemput kmu pulang kantor aku ajak kmu makan di emperan, pada saat itu aku cm ga mau kmu lapar sehabis capek kerja seharian, walopun aku tau tanpa aku ajak makanpun kmu tetap bisa hidup.

    Emang aku cm bisa melakukan hal-hal kecil itu. Aku ga bisa setiap saat ngasih kmu bunga, aku ga bisa setiap saat ngasih kmu rangkaian kata indah. Karena cintaku ke kamu hanya cinta yang sederhana.

    Cinta yang sederhana tapi aku yakin akan mengalir selama-lamanya.

    BalasHapus